1 Ibu Bisa Mengurus Dan Membesarkan 10 Anak, 10 Anak Belum Tentu Bisa Mengurus 1 Ibu , Mau Bukti ?

Bagi yang lahir di tahun 60 dan 70 tentunya punya banyak saudara kandung , bisa sampai punya 10 saudara kandung karena yang menjadi ibu di tahun 60 dan 70 an rata rata memiliki lebih dari 3 anak . Dahulu seorang ibu memiliki 10 anak adalah hal wajar. Masa kini kalau memiliki lebih dari 3 anak saja sudah dibilang nekad.

Dahulu orang tua memiliki anak dan membesarkan anak tidak stress dan memilikirkan biaya hidup anak . Orang tua pasti yakin anaknya akan hidup dan akan menjadi dewasa sehingga tugas orang tua hanya memberikan yang terbaik yang bisa diberikan kepada anak. Jaman dahulu tidak ada internet , informasi adalah barang langka, telepon adalah barang mewah, tidak ada yang namanya akuntansi , perencana keuangan yang membuat hidup menjadi ribet.

Buktinya anda yang hari ini berumur diatas 40 tahun hidup, sehat walafiat dan menjalani hidup anda sehari hari , berkat orang tua anda yang memelihara, mengurus dan membesarkan anda. Jaman dahulu ibu adalah ibu dalam arti sebenar benarnya , jarang yang menggunakan suster atau ART untuk mengurus anak, ibu mengurus sendiri anak anaknya. Jika uang belanja pemberian dari suami kurang , maka ibu akan membanting tulang mencari tambahan dengan menjual makanan tambahan,menjahit agar anak anaknya cukup makan , cukup gizi , sehat, tetap berbahagia dan bisa sekolah . Tidak ada keluh kesah dari ibu dalam membesarkan anaknya. Tidak ada hitung hitungan rumit yang disebut hitung hitungan Balik Modal ( Break Even Point ) dalam merawat anak anaknya. Seorang ibu tidak pernah berpikir anak anaknya akan mengembalikan modal yang dikeluarkan si ibu baik tenaga, waktu , dana serta pertaruhan nyawa saat mengandung 9 bulan .

Seorang ibu sudah sangat berbahagia melihat anak yang dilahirkan tumbuh dewasa , sehat , berbahagia dalam menjalani hidupnya.

Asian Mother giving her daughter cough medicine in bed

Problemnya justru terjadi di anak.

Anak disekolahkan sampai lulus kuliah oleh orang tuanya. Begitu si anak lulus kuliah , anak mulai memasuki dunia kerja ataupun dunia bisnis. Sibuk berteman , pedekate mencari pasangan hidup , sibuk mencari uang, sibuk dengan berbagai tetek bengek dan semuanya membutuhkan uang sehingga si anak mulai belajar arti akuntansi , bahwa semua uang yang masuk harus dipergunakan sebaik baiknya jangan sampai tekor .

Si anak menikah dengan pasangannya. Memiliki anak . Hitungan matematika si anak tambah jago dan ilmu akuntansinya tambah hebat. Si anak mulai berhitung harus menabung untuk berjaga jaga untuk masa depan anaknya,untuk hari tuanya . Si anak mulai berinvestasi dengan tabungan yang dimiliki karena menabung di bank bunganya kecil. Si anak mulai mencoba menginvestasikan uang kelebihan dari gaji atau bisnisnya ke sektor properti , emas, saham ,forex. Membeli properti demi properti baru untuk investasi menghadapi masa tua . Si anak memberikan yang terbaik yang bisa diberikan ke anaknya sendiri mulai dari makanan terbaik, pendidikan terbaik , apapun yang terbaik diberikan ke anaknya.

Si anak dengan bangga memperlihatkan ke orang tuanya , ke ibunya kesuksesan hidupnya , cerita jumlah properti rumah dan tanah yang dimilikinya ke ibunya , cerita keberhasilan anaknya di sekolah , di kampus menjadi juara, memperoleh nilai terbaik , cerita tentang perjalanan luar negeri si anak dengan keluarga ke luar negeri , semua via foto foto dan video video yang dikirimkan via whatsapp ke ibunya.

Ngenesnya , si anak hampir tidak pernah memberikan uang ke ibunya , ke orang tuanya. Boro boro uang , memberikan hal hal yang memberikan kesenangan dan kesehatan untuk si ibupun hampir tidak pernah seperti baju baru, makanan enak, vitamin yang bagus. Si anak jarang sekali memberikan uang ke ibunya , kalaupun memberikan uang ke orang tuanya hanya sesekali di saat hari raya , disaat ibunya ulang tahun . Sisanya si anak hanya membagi cerita kehebatan hidupnya ke ibunya.

Si anak yang hanya sesekali memberikan uang ke ibunya itu selalu membanggakan ke orang lain kalau dia sudah memberikan uang sekian jumlahnya ke ibunya.

Ibu tidak pernah menuntut uang ke anaknya. Ibu tidak pernah menuntut balik modal biaya mengurus dan membesarkan anak ke anaknya. Ibu tidak pernah menuntut ganti untung biaya mengurus dan membesarkan anak ke anaknya.

Baby Wrapped in a Blanket

Anaklah yang sebenarnya selalu menuntut keuntungan dari ibunya. Saat si anak hamil dan melahirkan , ibunya yang repot mengurus si cucu . Ibu juga yang repot dititipkan si cucu kalau si anak harus bepergian ke luar kota atau memiliki tugas kantor atau pekerjaaan bisnis yang mengharuskan harus meninggalkan anak . Ibu dititipkan cucu karena dipercaya pasti akan menjaga cucunya dengan sebaik baiknya .

Saat si anak sekeluarga bepergian atau ada urusan pekerjaan atau bisnis yang mengharuskan meninggalkan rumah untuk beberapa hari bahkan beberapa minggu , maka ibu lah yang diminta datang untuk nginap di rumah , sekalian jaga rumah.

Yang ngenesnya , sering si ibu dititipkan cucu tapi tidak diberikan uang sehingga si ibu harus menggunakan uang pribadi dan uang tabungan hari tua saat dititipkan mengurus cucunya.

Si anak yang sudah berkeluarga hidup terpisah dari ibunya di rumah yang berbeda. Si anak tiap bulan harus membayar biaya listrik , air , telepon , pulsa , internet dari rumah tinggalnya. Tapi si anak tidak pernah berpikir bagaimana ibunya membayar biaya listrik, air , telepon , pulsa , internet, uang makan sehari hari , uang berobat si bunya .

Dalam membesarkan anak , ibu tidak pernah pilih kasih walaupun memiliki 10 anak.

Namun saat ibunya sudah tua, anak anaknya sudah dewasa , bahkan sudah berkeluarga, banyak anak yang menjadi ahli matematika dan ahli akuntansi yang jago hitung hitungan habis, alias egois. Si anak mendahulukan kepentingan pribadi dahulu , yang penting uang tabungan sudah banyak, yang penting jumlah properti rumah tanah sudah banyak , yang penting anak yang sedang kuliah pasti sukses , yang penting pasangan sehat , bahagia dan tidak selingkuh, yang penting biaya hidup aman, yang penting bisa jalan jalan ke luar negeri minimal setahun sekali , yang penting punya mobil dan mobil lebih dari satu , syukur syukur setiap 4 tahun bisa ganti mobil baru, yang penting bisa bersosialisasi , ngumpul ngumpul dengan teman , yang penting sumbangan ke tempat ibadah gede biar keren, yang penting baju keren, jam tangan keren, sepatu keren, dan banyak hal hal yang penting bagi s anak.

Sebodo amat dengan si ibu yang tetap hidup sederhana. yang sangat berbahagia kalau anaknya datang untuk mengobrol dengannya walaupun tidak memberikan uang. Hati kecil si ibu mungkin berteriak , tapi seorang ibu , sejelek apapun si anak baik dari wajah maupun karakter ,tetap menyayangi anaknya.

Banyak anak yang sudah tidak memberikan uang, juga jarang sekali mengunjungi ibunya walaupun tidak di kota yang sama , eneknya lagi bahkan terkadang tinggal berdekatan. Si anak punya 1001 alasan untuk menunjukkan kalau si anak tidak punya waktu , bahkan waktu untuk mengunjungi orang yang telah melahirkannya ke muka bumi ini.

Kalau anda sudah hidup berkecukupan, memiliki harta , tidak perlu kaya , sudahkan anda memperhatikan ibu anda ? Sudahkan anda memperhatikan orang tua anda?

Kalau anda masih ngos ngosan hidup anda , padahal anda sudah bekerja keras, coba telaah dan analisa hidup anda , sudahkan anda memberikan yang terbaik ke orang tua anda , ke ibu anda? Jangan jangan doa ibu tidak menyertai perjuangan hidup anda.

Seperti apa kita dilahirkan adalah takdir

Seperti apa kita bertumbuh adalah proses

Seperti apa kita di masa tua adalah keputusan

Dimulai dari keputusan hari ini , apa saja yang akan kamu lakukan ?

Anda bisa hubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp  : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Beda Karyawan dengan Pebisnis dalam menyikapi biaya hidup

Karyawan selalu menyesuaikan biaya hidup dengan penghasilan yang diperolehnya karena rata rata hanya memperoleh uang 1 bulan satu kali dan nilainya rata rata selalu tetap dan tidak berubah, berkurang malah iya karena dipotong sanksi absensi.

Karyawan selalu menyiasati biaya hidup dengan matematika menghitung dari atas ke bawah , artinya penghasilan sebagai angka terbesar di bagian paling atas akan mengurangi angka angka di bawahnya yang merupakan biaya hidup dan masih ada sisa angka , maka sisa angka itu ditabung.

MATEMATIKA BIAYA HIDUP KARYAWAN

Pebisnis selalu menyesuaikan penghasilan yang diperoleh dengan biaya hidup yang dia keluarkan dan dalam sebulan bisa memperoleh penghasilan lebih dari satu kali, berkali kali bahkan beratus ratus kali setiap bulan dan nilainya berbeda beda bahkan bertambah penghasilannya dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun.

Pebisnis selalu menggunakan matematika dengan hitungan dari bawah ke atas ( bottom up ) jadi angka angka yang menjadi biaya hidup dijumlahkan ke atas dan setelah tahu totalnya , maka baru dicari angka paling besar untuk mengurangi angka angka biaya hidup yang sudah dijumlahkan. Artinya pebisnis biaya hidupnya berubah ubah terus setiap bulan dan si pebisnis hanya perlu mencari penghasilan untuk menutupi biaya hidup yang berubah ubah.

Kalau si pebisnis bekerja lebih keras maka penghasilan pasti akan tambah besar dan uang lebih yang bisa diinvestasikan kembali ke bisnis atau aset lain akan semakin bertambah.

MATEMATIKA BIAYA HIDUP PEBISNIS

Kalau si karyawan bekerja lebih keras makan penghasilan akan tetap saja dan angkanya tidak berubah sehingga biaya hidup tidak bisa dirubah rubah seenak jidat dan angka uang lebih yang bisa ditabungpun segitu segitu aja dan tidak berubah , itupun kalau masih ada sisa buat ditabung.

Karyawan dengan penghasilan tetap per bulan harus bekerja dari pagi sampai sore , bahkan harus lembur tanpa uang lembur untuk jabatan manager ke atas dengan hak cuti hanya 12 hari setahun potong cuti massal.

Pebisnis dengan penghasilan berubah setiap bulan dan rata rata penghasilan pebisnis meningkat dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun . Pebisnis memang bekerja keras , bahkan kalau perlu hanya tidur 4 jam sehari dan tidak mengenal hari libur disaat merintis bisnisnya. Namun rata rata pebisnis hanya bekerja keras gila gilaan 5 tahun

Tapi hidup itu adil. Mayoritas orang adalah karyawan bukan ? Karena mayoritas orang itu tidak berani untuk berubah, tidak berani mengambil keputusan,tidak berani berjuang keras untuk beberapa tahun di awal,tidak berani melangkah,tidak berani menghargai hidupnya.

Karena banyak orang yang lebih memilih menjadi karyawanlah maka ada orang kaya di dunia. Coba kalau semua orang memilih menjadi pebisnis, tentunya tidak ada yang kaya raya karena semua harus dikerjakan sendiri. Hidup itu adil bukan ?

Anda bisa hubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Jadi Karyawan Tidak Punya Kendali Atas Hidupnya Sendiri

Seorang karyawan begitu memasuki dunia kerja dan memutuskan untuk menjadi karyawan sampai pensiun bahkan ada yang seumur hidup sampai akhir hayat , maka karyawan tersebut sudah melepaskan kendali atas hidupnya sendiri.

Karyawan diberikan penilaian , skor untuk menentukan prestasi , pangkat jabatan , gaji dan bonus .

Apa tidak bosan sejak SD sampai lulus kuliah selalu dinilai dengan skor , dan saat sudah bekerja masih dinilai pakai skor.

Dan kalau skor nya jelek , bahasa kerennya benchmark score , maka si karyawan harus menerima konsekuensi seperti tidak naik jabatan,tidak naik gaji,tidak dapat bonus dan banyak tidak tidak lainya. Padahal mungkin skor si karyawan jelek karena lagi ada masalah keluarga seperti anak atau pasangan atau orang tua sakit berat dan menjadi beban pikiran.

Dari absensi telat , pulang telat harus lembur , apa tidak bosan dari sd sampai lulus kuliah kena sanksi absensi , eh pas masuk dunia kerja juga kena. Dan disuruh lembur tidak bisa menolak.

Hanya pemilik perusahaan dan level lingkaran dalam boss serta anak boss yang tidak terkena sanksi absensi atau lembur.

Mau melakukan hal hal yang membutuhkan waktu di hari kerja seperti ikut reuni, acara keluarga,wisata plesiran bersama keluarga harus memperhatikan jatah cuti 12 hari termasuk cuti massal. Jadi kalau sabtu minggu atau tanggal merah tidak cukup dan harus menggunakan hari kerja makaharus irit irit menggunakan jatah cuti hanya 12 hari kerja dalam setahun. Tidak bisa seenak jidat. Yang seenak jidat hanya boss , lingkaran dalam boss serta anak boss yang sok profesional pakai name tag,kalung id tapi bebas menerobos semua aturan main di perusahaan.

Harus menyesuaikan dengan keinginan pemilik , apalagi kalau anak pemilik masuk dan lebih semena mena. Misalnya pemilik masuk sebuah organisasi sosial dan minta semua karyawan ikut menyumbang, maka suka tidak suka harus ikut.

Harus bersedia dikirim ke luar kota , bisa berminggu minggu, berbulan bulan , bahkan ditempatkan di luar kota tahunan , hanya punya waktu setiap akhir minggu untuk berusaha pulang berkumpul dengan keluarga di kota lain yang jaraknya bisa sampai ribuan kilometer. Itupun kalau gajinya cukup untuk pulang setiap minggu ke kota tempat keluarga berada.

Anda sebagai karyawan tidak senang , anda berhenti kerja. Emang anda masih anak kecil , tidak senang , berhenti kerja , cari kerja lagi . Sedangkan karir kan harus dibentuk dari anak tangga terbawah untuk menuju puncak.

Lagian emang gampang cari kerja ? Apalagi di masa pandemi Covid-19 sekarang.

Anda harus hidup berjauhan dengan pasangan dan keluarga karena ditempatkan di kota lain untuk jangka waktu lama. Emang gampang berpisah dengan keluarga untuk jangka waktu lama ? Tanya saja yang kerja di kapal , rasanya bagaimana bisa berbulan bulan tidak bertemu keluarga.

Yang paling ngenes kalau bos nga happy , kita bisa dipecat atau dipaksa mengundurkan diri dengan membuat kita tidak naik jabatan, diberikan pekerjaan yang susah biar kita tidak betah.

Belum hari gini disaat pandemi Covid-19, banyak yang masih menyandang jabatan manager bahkan General Manager , tapi gaji dipotong sampai 90 persen , bahkan hanya dibayar sebesar UMR dan yang paling parah malah tidak digaji alias unpaid leave tapi tidak dipecat , masih menyandang jabatan manager bahkan General Manager . Pepesan kosong bukan?

Di saat pandemi Covid-19 , gaji dipotong , tapi harus kerja dari rumah , istilah kerennya WFH alias Work From Home, harus zoom meeting dari pagi sampai malam bahkan di weekend seperti hari sabtu sehingga tidak bisa membedakan lagi antara kerja atau bersantai karena di rumah bekerja tanpa ada batasan jam kerja lagi.

Jadi karyawan itu memang tidak punya kendali atas hidupnya sendiri.

Emang enak jadi karyawan ?

Dibawah ini adalah bukti hal yang sama , satu dilakukan karyawan dan satu lagi dilakukan oleh pebisnis yang punya nyali bisnis walaupun kelas gerobak.

Perusahaan penerbangan Thailand saking parahnya kondisi keuangannya sampai membuka stand jual makanan sejenis kue bantal atau disebut odading di Jawa Barat. Jadi karyawan karyawannya disuruh membuat kue bantal tersebut dan menjual di stand makanan oleh atasannya. Tujuannya supaya si karyawan karyawan tersebut tidak dipecat. Ngenesnya jualannya laris manis sampai antri , tapi karyawan tidak mendapat lebihnya , hanya sebatas gaji. Itulah nasib karywan. Tidak punya kendali atas hidupnya sendiri.

Sebaliknya di Bandung , ada penjual kue bantal pakai gerobak yang laris manis sampai antri panjang banget , namanya odading mang soleh. Makin laris jualannya dan makin panjang antriannya , makin besar uang yang diperoleh si penjual odading mang soleh di Bandung. Itu namanya aturan hidup yang benar makin keras bekerja, makin rajin bekerja, makin laku jualan, otomatis uang yang diperoleh makin banyak, dan hidup makin makmur. Si penjual odading tersebut punya kendali atas hidupnya sendiri.

Anda butuh konsultasi tentang bagaimana punya kendali atas hidup anda ?

Anda bisa hubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

http://www.berbahagia.com

Mimpi seorang karyawan itu seperti apa sih ?

Dulu waktu kita kecil , ditanya nanti besar mau jadi apa , banyak yang menjawab mau jadi doker,mau jadi pilot. Tidak ada yang bilang mau jadi ahli akuntansi,mau jadi mekanik,mau jadi salesman.

Tapi pas usia kita sudah agak besar , sudah SMP , kalau ditanya kalau sudah besar mau jadi apa,jawaban kita pasti berubah, mau kuliah akuntansi,mau kuliah sekretaris,mau kuliah teknik,mau kuliah jurusan komputer.

Kenapa kita merubah mimpi kita pas sudah SMP ? Karena kita sadar orang tua kita bukan orang kaya dan kuliah untuk menjadi dokter atau menjadi pilot butuh biaya sangat besar kalau kita tidak mendapat beasiswa penuh.

Anda hari ini adalah karyawan / karyawati.

Anda sebagai karyawan/karyawati pasti juga punya mimpi bukan ?

Mimpi paling sederhana seorang karyawan / karyawati adalah punya tempat tinggal. Tempat tinggal tersebut bisa berupa apartemen atau rumah.

Setelah punya tempat tinggal, mimpi berikutnya adalah punya mobil.

Bagi karyawan/karyawati yang sudah memiliki anak, mimpi terbesar adalah menyekolahkan anak minimal sampai lulus jenjang kuliah.

Tapi seperti anak kecil yang cita citanya berubah pas sudah smp , karyawan/karyawati pun mimpinya dibatasi oleh penghasilannya.

Kalau bermimpi punya rumah , pasti rumah biasa saja. Nga berani bermimpi punya rumah super besar dan super mewah yang harganya milyaran sampai ratusan milyar.

Kalau bermimpi punya mobil , paling mobil biasa saja . Nga berani bermimpi punya mobil super mewah yang harganya milyaran sampai puluhan milyar.

Kalau bermimpi jalan jalan juga mimpinya naik pesawat dengan tiket termurah. Nga berani bermimpi naik Premium Economy , apalagi First Class. Boro boro berani mimpi naik jet pribadi.

Padahal mimpi itu gratis lho ! Mimpi itu tidak perlu dibatasi oleh penghasilan dan income yang kita peroleh saat ini. Mimpilah sebebas bebasnya dan sebesar besarnya, toh gratis ini !

Anda sebagai karyawan/karyawati boleh bermimpi punya rumah super mewah dan super besar berharga puluhan milyar bahkan ratusan milyar.

Anda sebagai karyawan/karyawati boleh bermimpi punya mobil Ferrari atau Tesla.

Anda sebagai karyawan/karyawati boleh bermimpi menyekolahkan anak anda di universitas Harvard/Stanford’/MIT.

Yang harus diperbaiki adalah penghasilan dan income saat ini supaya bisa perlahan lahan anda dapat merealisasikan mimpi anda.

Masalahnya kalau anda tetap menghabiskan waktu semuanya untuk pekerjaan dan dunia kerja , tanpa mencoba peluang lain walaupun bisa dilakukan di luar jam kerja , bagaimana mungkin mimpi anda yang bebas dan gratis bisa perlahan lahan anda wujudkan?

Mimpilah sebebas bebasnya dan sebesar besarnya ! Mau tahu cara perlahan lahan untuk mencapai impian besar anda itu ?

Anda bisa hubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com