Banyak orang sejak lulus sekolah atau kuliah , lalu melamar pekerjaan , diterima dan mulailah menjadi budak korporat alias karyawan. Kalaupun berubah paling berubah perusahaan dan jabatan , tapi nasib sama tetap jadi budak korporat alias karyawan sampai usia pensiun atau sampai ditendang perusahaan alias di phk.
Hampir tidak ada keberanian dari seorang karyawan untuk mencoba berhenti bekerja dan mencoba berbisnis. Rasa takut kehilangan penghasilan berupa uang yang diperoleh selama ini dan juga bisikan bisikan dari sekitarnya yang ikut kebagian uang penghasilan , membuat si karyawan membulatkan tekad untuk tetap bekerja .
Banyak yang menyesali keputusan tetap menjadi karyawan tanpa pernah mencoba berbisnis tapi biasanya penyesalan itu datang terlambat , disaat sudah menikah dan memiliki anak yang membutuhkan biaya hidup yang makin besar , belum lagi ditambah beban cicilan rumah dan kendaraan .
Biasanya penyesalan juga muncul di karyawan yang sudah berumur di atas 40 tahun yang sudah kalah bersaing dengan yang lebih muda karena yang lebih muda lebih kreatif dan melek teknologi sedangkan yang usia di atas 40 tahun sudah terlambat untuk belajar hal hal baru lagi sehingga beresiko ditendang alias di phk kapanpun.
Setiap langkah keberanian anda mencoba keluar dari pekerjaan dan berbisnis , pada akan diberkati Tuhan . Semua pasti ada prosesnya dan percayalah menjalani proses awal menjadi pebisnis adalah momen momen terindah dalam hidup anda selama anda tidak menyerah.
Burung di langit Tuhan pelihara . Anda yang mau memiliki kehidupan yang lebih baik dan waktu berkualitas dengan keluarga pasti diberkati Tuhan.
Semua orang yang menjalani bisnis pasti mengalami masa masa sukarnya , mirip kita disekolah saat belajar dari sd kelas 1 naik sampai sma alias kelas 12 . Tentunya tiap tingkat makin sukar pelajaran matematika yang harus kita pelajari dan kita kuasai , tapi buktinya akhirnya anda lulus bukan ?
Kalau anda sudah berbisnis , pasti anda tidak memiliki keiningan untuk balik menjadi karyawan lagi , ditodong pistol di kepala anda untuk memaksa anda menjadi karyawanpun anda tetap akan gigih menolak . Anda akan merasakan kebebasan memiliki uang sebanyak apapun yang anda inginkan asalkan anda siap bekerja keras.
Kalau sebagai karyawan biasanya tangan anda dibawah karena anda menerima gaji , bonus ,thr bahkan tambahan uang dari boss , sebagai pebisnis tangan anda diatas karena andalah yang selalu memberikan uang ke orang orang yang membantu anda sukses.
Disaat pandemi Covid-19 ini , banyak karyawan yang harus berhemat.
Kenapa harus berhemat ?
Kalau biasanya suami isteri sama sama bekerja , mungkin salah satu sudah tidak bekerja.
Kalau biasanya dapat gaji penuh , mungkin saat ini gaji sudah dipotong.
Kalau biasanya sibuk kerja dan digaji, mungkin sekarang sudah dirumahkan. Bahasa kerennya unpaid leave. Jabatan tetap sama tapi tidak terima gaji karena tidak perlu ngantor lagi, tapi tidak di PHK. Jadi kayak orang pacaran di PHP in.
Saya di lapangan sudah bertemu banyak cerita hidup karyawan di era pandemi Covid-19. Bukan cerita orang , tapi teman teman sendiri bahkan saudara sendiri.
Ada yang kerja di group restoran ( bahasa kerennya F&B), jabatan manajer , gaji puluhan juta , sekarang dirumahkan tanpa digaji.
Ada yang jadi GM Hotel berbintang , Gaji di atas 50 juta per bulan, sekarang dirumahkan tanpa digaji.
Ada manajer perusahaan penerbangan yang sudah bergaji di atas 30 juta rupiah , sekarang hanya dibayar sebesar gaji UMR.
Ada karyawan yang bekerja di biro perjalanan wisata besar, gaji dipotong 90 persen dan hanya dibayar 10 persen saja.
Ada karyawan yang pembayaran gajinya sudah ditunda , dijanjikan tetap digaji tapi tidak pernah dibayar lagi.
Banyak karyawan yang tidak tahan di PHP in , jabatan tetap sama tapi dirumahkan tanpa digaji atau digaji hanya 10 persen saja , akhirnya mengundurkan diri.
Yang paling banyak pastinya yang di PHK.
Dari awal pandemi Covid-19 pastinya karyawan karyawan sudah bisa melihat tanda tanda perusahaan tempatnya bekerja terimbas habis efek pandemi Covid-19. Dari gaji dipotong 20 persen , bulan berikutnya dipotong 30 persen, bulan berikutnya dipotong 50 persen ,bulan berikutnya dipotong 90 persen dan akhirnya di PHK. Itu rasanya seperti memiliki bisul di pantat yang makin hari makin besar dan akhirnya bisul tersebut pecah. Itu rasanya menjalani kehidupan sebagai karyawan yang mengalami dari gaji dipotong sampai akhirnya di PHK.
Yang lebih sakit lagi rasanya adalah kalau si karywan berjuang bersama pemilik perusahaan dari awal perusahaan berdiri dan ikut membesarkan perusahaan , bekerja keras dan loyal ke perusahaan selama berpuluh puluh tahun, dan akhirnya di PHK. Itu rasa sakitnya seperti bisul besar yang tumbuh di selangkangan dan akhirnya pecah.
Disaat pandemi Covid-19 ini , yang berusia tua harus mengorbankan diri dengan di PHK terlebih dahulu. Kenapa ?
Karena yang berusia tua di perusahaan , umumnya diatas 45 tahun pasti sudah bekerja di perusahaan puluhan tahun dan gaji pasti sudah besar dibandingkan yang masih yunior , sehingga untuk menghemat biaya dan memperpanjang nafas perusahaan supaya tetap bertahan hidup , maka yang tua tua ini yang sudah bekerja puluhan tahun yang harus di PHK dulu.
Sialnya yang usia tua tua ini, umumnya di atas 45 tahun sudah kadung terlena sebagai karyawan , tidak punya inisiatif untuk menambah teman baru selama jadi karyawan , sehingga teman temannya muter muter hanya teman sekantor.
Sialnya lagi , yang tua tua ini tidak menambah ilmu baru diluar hal yang dia kerjakan di perusahaan sehingga tidak bisa mencari pekerjaan lain di luar hal yang dia kuasai. Rata rata karyawan itu menjadi spesialis , artinya lulus kuliah dan bekerja sesuai jurusan yang dia tempuh saat kuliah. Misal lulusan akuntansi, bekerja di bidang akuntansi. Lulusan teknik bekerja di bidang teknik . Jadi pas di PHK , lulusan akuntansi tidak bisa cari kerja di luar bidang akuntansi , lulusan teknik tidak bisa cari kerja di luar bidang teknik.
Mana ada karyawan yang atas inisiatif sendiri menambah ilmu . Pastilah karyawan menambah ilmu karena diperintahkan perusahaan seperti ikut training atau seminar .
Mana ada karyawan yang atas inisiatif sendiri menambah teman teman baru. Pastilah karyawan melihat weekend dan hari libur sebagai hari kebebasan untuk bersantai dan malas bersosialisasi menambah teman teman baru.
Mana ada karyawan yang atas inisiatif sendiri mencari tambahan penghasilan diluar gaji dari perusahaan. Pastilah semua menyiasati gaji agar cukup untuk biaya hidup.
Saat ini sebagian karyawan yang di PHK atau di potong gajinya atau dirumahkan mencoba mencari penghasilan dengan membuat makanan , kue , makanan kecil dan menawarkan via whatsapp group , instagram ,facebook .
Masalahnya rata rata karyawan yang di PHK , dipotong gajinya atau dirumahkan melakukan hal yang sama . Jadi yang ada adalah penjual dadakan makanan,kue , makanan kecil menjadi banyak . Rasa juga belum tentu enak karena terbiasa di depan komputer atau di depan mesin, tiba tiba harus di dapur mengolah makanan atau kue. Dan pembeli juga tidak mungkin melakukan pesanan berulang ulang karena yang jualan juga mendadak bejibun banyak sehingga pembeli memiliki banyak pilihan. Dan anehnya rata rata makanan , kue , makanan kecil yang ditawarkan mirip mirip , jadi tidak ada yang stand out of the crowd dan bisa beralih profesi menajdi pebisnis makanan.
Ya, apa mau dikata lagi. Itulah nasib karyawan di era pandemi Covid-19.
Seperti apa kita dilahirkan adalah takdir
Seperti apa kita bertumbuh adalah proses
Seperti apa kita di masa tua adalah keputusan
Dimulai dari keputusan hari ini , apa saja yang akan kamu lakukan ?
Karyawan selalu menyesuaikan biaya hidup dengan penghasilan yang diperolehnya karena rata rata hanya memperoleh uang 1 bulan satu kali dan nilainya rata rata selalu tetap dan tidak berubah, berkurang malah iya karena dipotong sanksi absensi.
Karyawan selalu menyiasati biaya hidup dengan matematika menghitung dari atas ke bawah , artinya penghasilan sebagai angka terbesar di bagian paling atas akan mengurangi angka angka di bawahnya yang merupakan biaya hidup dan masih ada sisa angka , maka sisa angka itu ditabung.
MATEMATIKA BIAYA HIDUP KARYAWAN
Pebisnis selalu menyesuaikan penghasilan yang diperoleh dengan biaya hidup yang dia keluarkan dan dalam sebulan bisa memperoleh penghasilan lebih dari satu kali, berkali kali bahkan beratus ratus kali setiap bulan dan nilainya berbeda beda bahkan bertambah penghasilannya dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun.
Pebisnis selalu menggunakan matematika dengan hitungan dari bawah ke atas ( bottom up ) jadi angka angka yang menjadi biaya hidup dijumlahkan ke atas dan setelah tahu totalnya , maka baru dicari angka paling besar untuk mengurangi angka angka biaya hidup yang sudah dijumlahkan. Artinya pebisnis biaya hidupnya berubah ubah terus setiap bulan dan si pebisnis hanya perlu mencari penghasilan untuk menutupi biaya hidup yang berubah ubah.
Kalau si pebisnis bekerja lebih keras maka penghasilan pasti akan tambah besar dan uang lebih yang bisa diinvestasikan kembali ke bisnis atau aset lain akan semakin bertambah.
MATEMATIKA BIAYA HIDUP PEBISNIS
Kalau si karyawan bekerja lebih keras makan penghasilan akan tetap saja dan angkanya tidak berubah sehingga biaya hidup tidak bisa dirubah rubah seenak jidat dan angka uang lebih yang bisa ditabungpun segitu segitu aja dan tidak berubah , itupun kalau masih ada sisa buat ditabung.
Karyawan dengan penghasilan tetap per bulan harus bekerja dari pagi sampai sore , bahkan harus lembur tanpa uang lembur untuk jabatan manager ke atas dengan hak cuti hanya 12 hari setahun potong cuti massal.
Pebisnis dengan penghasilan berubah setiap bulan dan rata rata penghasilan pebisnis meningkat dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun . Pebisnis memang bekerja keras , bahkan kalau perlu hanya tidur 4 jam sehari dan tidak mengenal hari libur disaat merintis bisnisnya. Namun rata rata pebisnis hanya bekerja keras gila gilaan 5 tahun
Tapi hidup itu adil. Mayoritas orang adalah karyawan bukan ? Karena mayoritas orang itu tidak berani untuk berubah, tidak berani mengambil keputusan,tidak berani berjuang keras untuk beberapa tahun di awal,tidak berani melangkah,tidak berani menghargai hidupnya.
Karena banyak orang yang lebih memilih menjadi karyawanlah maka ada orang kaya di dunia. Coba kalau semua orang memilih menjadi pebisnis, tentunya tidak ada yang kaya raya karena semua harus dikerjakan sendiri. Hidup itu adil bukan ?