Anda sudah kerja lebih dari 2 tahun tapi posisi dan jabatan tetap sama dan gaji tetap tidak berubah banyak. Itu artinya kalau anda keterusan tetap kerja di perusahaan tersebut maka dijamin pasti suatu hari anda akan hidup menderita .
Menderita karena melihat orang lain memiliki berbagai barang seperti baju,tas,handphone,barang elektronik yang anda juga ingin punya , menderita karena melihat orang lain berlibur dan makan di tempat tempat keren yang juga ingin anda kunjungi .
Gaji kecil itu menderitanya double , menderita karena tidak bisa memiliki hal yang dinginkan dan menderita karena stress serta frustasi melihat orang lain memiliki hal yang kita inginkan.
Membeli hal yang diinginkan dan bukannya hanya membeli hal yang dibutuhkan malah membuat hidup jadi boros dan hidup boros itu diperparah oleh gaji yang kecil sehingga praktis tidak punya tabungan dan malah memiliki hutang yang menggunung.
Kalau yang lingkungan kerjanya adalah daerah elit dan dikelilingi oleh cafe dan restoran mahal serta mal mal mewah , maka gaji dua digit pun tidak cukup dan alhasil hidup jadi boros juga. Apalagi yang gajinya masih di Gaji Minimal Propinsi atau masih single digit,, kerja di daerah elit sih sama dengan menyiksa diri.
Kalau dengan gaji kecil memaksakan diri untuk membeli apa yang diinginkan , akhirnya terjebak hutang yang tidak bisa dibayar dan akhirnya gali lubang tutup luang untuk membayar hutang.
Jadi kalau anda sudah lebih dari 2 tahun gaji masih begitu begitu aja , buruan pindah kerja atau pindah kuadran mencoba peruntungan lain dengan berbisnis.
Lingkungan sekitar kehidupan anda tidaklah selebar daun kelor, dunia itu luas . Beranikan lah diri untuk menjelajahi hal hal yang belum pernah anda lakukan.
Generasi muda yang sering disebut Gen Z yang lahir dari tahun 1997 sampai 2012 dan Millenial Muda yang lahir dari tahun 1991 sampai 1996 ( Millenial Tua adalah yang lahir dari tahun 1981 sampai 1990 ) adalah generasi yang mayoritas tidak sanggup membeli rumah dan akhirnya tidak memiliki rumah .
Tidak hanya generasi muda di Jabotabek yang tidak sanggup membeli rumah karena gaji tidak sepadan dengan biaya hidup, generasi muda di kota yang biaya hidupnya rendah seperti Yogyakarta pun tidak sanggup membeli rumah.
Alasannya adalah karena tingkat ekonomi semakin membaik sehingga Generasi Tua yang disebut Gen X yang lahir dari tahun 1980 sampai 1980 masih bercokol di jabatan masing masing di pekerjaan dan belum mau pensiun sehingga yang generasi Millenial dan Gen X tidak bisa naik jabatan sehingga alhasil tidak bisa naik gaji. Ekonomi yang membaik di era internet membuat Generasi Tua yakni Gen X badan masih sehat dan umur panjang sehingga tidak mau mundur dari pekerjaan dan jabatan mereka.
Generasi Baby Boomer yang lahir dari tahun 1945 sampai 1965 masih sehat dan tidak mau melepaskan rumah tinggal mereka yang biasanya berada di pusat kota atau di dalam kota sehingga pasokan properti di dalam kota langka dan menyebabkan harga properti di dalam kota mahal sekali . Harga properti yang mahal di dalam kota , membuat semua generasi muda terpaksa hanya sanggup membeli properti di pinggiran kota dan alhasil karena permintaan rumah di pinggiran kota tinggi maka harga rumah di pinggiran kota juga jadi mahal.
Generasi muda yang jadi karyawan tentunya hanya bisa membeli rumah dengan cara mencicil alias KPR alias hutang ke bank karena gaji membatasi kemampuan membeli rumah .
Untuk bisa membeli rumah , generasi muda harus memiliki gaji yang layak dan untuk memiliki gaji yang layak harus naik jabatan. Nah semua itu tidak mungkin terjadi . Strutktur organisasi perusahaan dibuat berlapis lapis sehingga generasi muda bisa bercokol lama di satu posisi dan jabatan baru bisa naik posisi dan jabatan .
Jadi kalau ada memutuskan dan memantapkan diri anda untuk menjadi karyawan sampai usia tua , maka siap siap anda hanya bisa gigit jari melihat orang lain membeli rumah karena pasti anda tidak akan sanggup untuk membeli rumah.
Anda tentunya hidup dengan prinsip setelah lulus , harus bisa mencari uang dan kalau sudah bisa mencari uang , harus bisa membeli rumah.. Karena rumah adalah simbol kemapanan hidup sebagai orang dewasa dan simbol tanggung jawab kalau mau berumah tangga bagi cowok.
Faktanya banyak yang gajinya masih pas pasan , memaksakan diri mencicil rumah padahal hidupnya masih sebagai karyawan yang belum memiliki jabatan berarti dan masa depan perusahaan tempatnya bekerja juga belum tentu bisa lebih lama dari masa cicilan rumahnya.
Beban cicilan ini membuat si karyawan menjadi kehilangan impian dan mimpi hidupnya dan terpaksa bekerja keras untuk mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidup dan membayar ciclan hutang properti.
Padahal komponen terbesar cicilan itu adalah bunga cicilan , bukan pokok harga rumah .
Mau menikmati hidup pun terpaksa ditunda karena harus membayar cicilan rumah , mau merayakan sukses sukses kecil pun terpaksa tidak dilakukan karena harus membayar cicilan rumah.
Belum lagi kalau rumah yang dibeli jauh dari tempat kerja sehingga waktu tersita untuk perjalanan pulang pergi . Karena stress dengan lingkungan kerja yang toxic , stress dengan kemacetan jalan pulang pergi kantor , stress dengan harus bangun pagi dan pulang malam untuk bekerja mencari uang buat biaya hidup dan membayar cicilan rumah , maka sering terjadi pertengkaran dengan pasangan dan bahkan parahnya pertengkaran dan stress itu berujung ke perceraian karena sress membuat impoten , sering emosi dan endingnya pasangan tidak tahun dan minta cerai,. Gara gara memaksakan diri membeli rumah.
Diajak teman untuk nongkrong ditolak karena tidak punya waktu dan tidak punya budget untuk nongkrong padahal dengan nongkrong dengan teman mungkin dapat bertukar ide tentang peluang kerja , peluang bisnis , bahkan diajak join berbisnis.
Diajak join bisnis pun menolak karena tidak punya dana lebih karena dana terkuras untuk membayar cicilan rumah.
Stress dengan lingkungan kerja yang toxic tapi tetap bertahan karena takut melamar pekerjaan dan kehilangan pekerjaan sekarang yang memberikan penghasilan untuk membayar biaya hidup dan membayar cicilan rumah.
Gara gara cicilan rumah , semua reseiko kehidupan tidak berani diambil seperti pindah kerja , mencoba berbisnis.
Punya mobil pasti lebih bahagia daripada hanya punya motor.
Anda tidak percaya kalau punya mobil itu bahagia ?
Anda jomblo , tentunya anda mau punya pacar . Kalau anda cowok , anda naksir cewek dan anda coba mendekati cewek yang anda taksir dengan mengendarai mobil anda sendiri, tentunya peluang sukses jadi pacar lebih besar. Kalau anda cewek, tentunya anda lebih mudah menerima panah asmara dari cowok yang punya mobil. Ini bukan soal matre, tapi ini adalah fakta kehidupan.
Naik mobil jelas lebih nyaman kalau panas tidak kepanasan yang bikin kulit jadi gosong , kalau hujan tidak kehujanan yang bikin masuk angin dan sakit.
Pacaran naik mobil pasti jauh lebih mesra dibandingkan naik motor .
Kalau sudah menikah , punya mobil pasti jauh lebih membahagiakan , karena kalau punya 2 anak , boncengan 4 orang naik 1 motor pasti sangat tidak nyaman dan berbahaya,. Bayangin ibu, ayah dan 2 anak naik 1 motor, terus hujan lebat, gimana rasanya ya ?
Sejelek apapun mobil , tetap jauh lebih nyaman melakukan perjalanan , apalagi perjalanan jauh naik mobil dibandingkan naik motor. Bayangkan kalau naik motor untuk perjalanan jauh , misalnya dari bekasi ke jakarta barat, bocnengan lagi , itu pantat pasti rasanya panas ,pegal dan tepos , belum punggung pasti berasa pegal dan capek karena tegak terus tidak bisa nyender . Kalau naik mobil , jok mobil masih jauh lebih nyaman daripada jok motor dan yang pasti bisa nyender karena jok mobil ada sandaran punggung sedangkan jok motor tidak ada. Kalau hujan lebat, sudah pasti lah naik mobil lebih nyaman.
Tentunya anda ingin dong punya mobil , tapi anda merasa pekerjaan saat ini tidak memungkinkan anda untuk memiliki mobil , jadi anda pasrah saja . Itulah yang terjadi dalam kehidupan.
Anda percaya tidak sekarang kalau punya mobil lebih bahagia asalkan cicilan mobil dan biaya operasional mobil tidak membuat biaya hidup anda makin berat sampai harus berhutang ke rentenir atau pinjol.
Anda dari dilahirkan tentunya dipelihara oleh orang tua sampai anda dewasa dan mulai mencari nafkah sendiri dan bahkan menjadi orang tua bagi anak anak anda dengan berkeluarga .
Terserah anda masih jomblo atau sudah berkeluarga , terserah anda gaji masih kecil atau penghasilan masih kecil , terserah anda punya biaya hidup tinggi ,pertanyaan sederhananya adalah sudahkan anda menyisihkan waktu anda untuk orang tua anda ? Bukan memberikan uang tapi memberikan waktu untuk orang tua anda.
Orang tua anda mendampingi anda dari anda bayi , mengantar anda ke sekolah , menemanin anda tidur , menyuapin anda makan disaat anda masih bayi dan balita, memasak untuk anda makan, mendampingi anda saat belajar dan bahkan mengajarkan anda pelajaran sekolah, antar jemput anda les,merawat anda saat anda sakit, menemanin anda 24 jam saat anda dirawat di rumah sakit,mengajak anda berjalan jalan dan berekreasi, merayakan setiap sukses anda sekecil apapun seperti nilai rapor juara, juara lomba nyanyi,juara lomba matematika,juara kelas,naik kelas,diterima di universitas, diwisuda kelulusan
Jadi selain mengeluarkan uang untuk membesarkan anda, orang tua juga mencurahkan banyak waktunya untuk membesarkan anda..
Ingat, saat anda masih bayi dan masih minum ASI bagi yang minum ASI , ibu anda praktis kurang tidur . Saat anda masih bayi dan minum susu formulapun , orang tua anda pasti kurang tidur karena anda pasti sering menangis di malam hari .
Orang tua dengan sabar mengajarkan anda berbagai hal saat anda lahir sampai anda bisa melakukan segala hal sendiri, seperti mengajarkan anda menggunakan alat makan untuk makan sendiri, mengajarkan anda mandi sendiri, buang air besar sendiri,mengajarkan anda bicara , menjelaskan kepada anda dengan sabar semua pertanyaan anda yang serba ingin tahu saat masih kanak kanak.
Betapa banyak waktu yang orang tua curahkan untuk anda.
Faktanya anda hari ini sibuk mencari uang , waktu anda tersita untuk mencari uang. Anda yang jadi karyawan lebih sial lagi , waktu anda tersita habis untuk perusahaan dan hanya punya hak cuti 12 hari dalam setahun potong cuti massal.
Anda paling hanya melakukan whatsapp chat , whatsapp call atau whatsapp video call dengan orang tua anda.
Yang tinggal di Jabotabek pun jarang berkunjung ke rumah orang tua yang juga masih di jabotabek juga, apalagi yang orang tuanya tinggal di luar jabotabek bahkan beda pulau sedangkan anda tinggal dan mencari nafkah di Jakarta.
Yang paling parah adalah anda dan orang tua anda sama sama tinggal di Jakarta bahkan di wilayah yang sama misalnya Jakarta Barat tapi anda jarang mengunjungi orang tua anda.
Alasan klasik anda adalah sibuk dengan pekerjaan , sibuk mencari uang , sibuk lembur , sibuk meeting, sibuk uber karir ,sibuk urusin anak anak , sibuk urusin suami,sibuk urusin isteri. Pokoknya ada `1001 tetek bengek alasan kesibukan yang menghalangi anda menyisihkan waktu untuk orang tua.
Yang lebih parah lagi , sudah tidak menyisihkan waktu untuk orang tua juga tidak sanggup memberikan sedikit uang untuk orang tua .
Jadi ngapain ya anda dipelihara dan dididik sampai dewasa tapi endingnya anda tidak punya waktu untuk orang tua anda.? Kalau yang jadi karyawan pasti waktu itu sangat berharga karena hak cuti 12 hari maksimal dalam setahun potong cuti massal, ada potongan gaji kalau terlambat, kalau ada perintah lembur harus dipatuhi sedangkan gaji yang diterima tetap setiap bulan karena di dunia kerja tidak ada istilah makin keras bekerja maka penghasilan makin tinggi. Jadi yang jadi karyawan sebagian besar pasti tidak punya waktu untuk orang tuanya.
Sudahkan anda menyisihkan waktu yang banyak untuk orang tua anda ?
Anda tentunya yang bekerja di perusahaan pasti dievaluasi hasil kerja anda. Bahkan banyak perusahaan menerapkan berbagai teori manajemen untuk mengukur hasil kerja anda seperti six sigma dengan menggunakan benchmark untuk mengukur skor prestasi anda. Jadi anda balik lagi seperti masa sekolah , anda mendapat nilai dalam bentuk angka untuk hasil kerja anda . Nilai itu dijadikan dasar untuk kenaikan gaji dan jabatan. Bahasa kerennya disebut ” Index Perfomance “.
Anda selalu dimotivasi harus membela perusahaan , harus bekerja keras demi perusahaan, target laba tahun ini sekian, target efisiensi tahun ini sekian, target produksi tahun ini sekian , target penjualan tahun ini sekian dan hal ini selalu diulang ulang supaya nempel di kepala anda. Pokoknya anda diminta berjuang keras agar segara angka angka yang direncanakan perusahaan tercapai dan anda harus bangga kalau angka angka itu tercapai atau bahkan melebihi target.
Anda selalu disebut sebagai aset oleh pimpinan .
Tapi faktanya di akuntansi dan laporan keuangan perusahaan tidak pernah ada pencatatan dan pelaporan karyawan sebagai aset . Aset yang tercatat adalah mesin , bangunan , tanah , kendaraaan di Neraca dalam laporan keuangan perusahaan.. Anda sebagai karyawan tercatat di laporan rugi laba sebagai biaya gaji karyawan di laporan keuangan perusahaan. Jadi anda sebagai karyawan di perusahaan dicatat sebagai biaya , dianggap sebagai beban di perusahaan.
Coba kalau anda sebagai karyawan menderita sakit berat , misalnya gagal ginjal yang mengharuskan anda cangkok ginjal dan tidak bisa bekerja untuk waktu lama. Pasti anda disarankan untuk mengundurkan diri. Padahal anda sakit gagal ginjal karena jarang minum saking sibuknya bekerja keras untuk perusahaan mengejar target dan deadline.
Para petinggi perusahaan bahkan sering meremehkan pekerjaan karyawan yang menjadi bawahannya dan sering mengkritik hasil kerja dan mengkritik perjuangan dan kerja keras bawahannya.
Tapi faktanya para petinggi dan atasan itu justru tidak sanggup kalau disuruh menggantikan bawahannya dan mengerjakan pekerjaan rutin bawahannya . Contoh kalau seorang kasir perusahaan berhenti , atasannya disuruh mengambil alih pekerjaan kasir tersebut , pasti hancur lebur karena si atasan hanya bisa mengevaluasi dan mengkritik tapi dijamin pasti tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang dia evaluasi dan kritik karena yang dievaluasi kan laporan hasil kerja sedangkan pekerjaan rutin nya tidak dievaluasi.
Banyak orang tidak berani mengambil resiko dalam hidupnya.
Bahkan dalam hal bekerja jadi karyawanpun tidak berani mengambil resiko . Tidak berani meninggalkan jabatan dan gaji di perusahaan tempatnya bekerja dan pindah ke perusahaan lain dengan tawaran gaji lebih baik dan jabatan lebih tinggi.
Banyak orang yang terlena dan nyaman dengan pekerjaan yang dilakoni sehingga tidak terpikirkan untuk mencoba melamar ke perusahaan lain.
Contoh paling gampang , banyak yang terlena jadi kasir di perusahaan dan dari umur 20 an sampai umur 50 an tetap di posisi kasir di perusahaan tersebut.
Contoh lain banyak yang menjadi kepala mekanik atau kepala bengkel di perusahaan nasional tapi posisi nya tidak berubah , yang berubah hanya dirotasi di berbagai cabang di Indonesia sampai puluhan tahun sampai pensiun.
Nah inilah yang disebut karyawan teladan yang sangat disukai perusahaan karena setia dan tidk punya pikiran untuk melamar di perusahaan lain karena sifat karyawan ini nrimo dan pasrah serta tidak berani mengambil resiko lagi melakukan hal baru.
Boro boro melakukan hal baru, mencoba melamar ke perusahaan lain saja tidak berani.
Karyawan setia yang setia dengan jabatan yang sama di perusahaan yang sama dari usia muda sampai pensiun itu sebenarnya bodoh sekali karena karyawan karyawan baru pasti diberikan gaji yang sesuai dengan inflasi disaat karyawan baru itu masuk dan biasanya selisih gaji dengan karyawan yang lama yang sudah bekerja puluhan tahun itu tidaklah jauh .
Coba kalau karyawan lama punya keberanian untuk melamar ke perusahaan lain , mungkin dia akan memperoleh penawaran gaji yang jauh lebih baik , mungkin juga work life balance akan diperoleh ,
Tips naik gaji dengan cepat . Tips naik jabatan dengan cepat.
Anda lulus kuliah dan anda memutuskan menjadi karyawan , bahkan berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang kuliah anda karena anda berprinsip sayang sudah buang waktu dan duit buat kuliah kalau ilmunya tidak dipakai.
Nah impian setiap orang yang jadi karyawan adalah gaji besar, kalau bisa jabatan tinggi dan yang pasti percaya sekali dengan slogan WORK LIFE BALANCE – KESEIMBANGAN ANTARA DUNIA KERJA DENGAN DUNIA PRIBADI.
Nah proses pertama untuk bisa naik gaji dan naik jabatan adalah diterima kerja di perusahaan impian . Apa itu perusahaan impian ? Perusahaan yang memberikan beban kerja dan tanggung jawab sedikit tapi bisa memberikan cuti lebih dari 12 hari kerja dalam setahun dan bisa memberikan gaji lebih dari 12 bulan diluar THR serta bisa memberikan bonus tahunan .
Nah untuk diterima bekerja di perusahaan, pasti ada banyak pesaing . Apalagi kalau anda lulusan kuliah dari jurusan umum seperti ekonomi .
Kunci Pertama
Untuk lulus di terima bekerja dan langsung dapat posisi pekerjaan yang bagus anda harus memiliki koneksi orang dalam . Itu syarat pertama. Sebodo amat dengan HRD , kalau ada punya koneksi orang dalam , syukur syukur orang dalam itu saudara anda dan syukur syukur punya jabatan tinggi, maka anda sudah pasti sukses diterima bekerja.
Nah , setelah diterima bekerja , anda harus pandai membaca situasi dan melihat siapa yang berpengaruh dan menjadi lingkaran dalam pembisik ke bos . Karena bos tidak pernah tahu hasil kerja dan situasi perusahaan , bos itu mendapat gambaran perusahan dari lingkaran dalam yang menjadi pembisik pembisik bos.
Nah , anda harus merendahkan diri anda untuk menjilat ke pembisik yang memegang pengaruh di perusahaan. Anda harus mencari muka . Itu syarat terpenting untuk naik gaji dan naik jabatan . Bukan kerja keras dan hasil kerja yang membuat anda naik gaji dan naik jabatan . Ingat itu !
Nah , kalau anda stress dengan ke dua kunci itu karena anda tidak punya koneksi dan tidak sanggup merendahkan diri anda untuk mencari muka , maka Selamat untuk anda , karena karir anda pasti stagnan alias begitu begitu saja .
Kita lulus sekolah , lulus kuliah , menjadi orang dewasa dengan melamar pekerjaan dan memulai perjalanan menjadi karyawan dengan tujuan mencari uang supaya bisa bahagia , bisa membahagiakan orang yang kita kasihi , bisa membahagiakan diri kita sendiri.
Tapi faktanya setelah anda mencari uang , kok yang anda makin hari badan makin capek dan pikiran makin mumet karena begitu punya uang , mendadak biaya hidup meningkat , mendadak harus membayar cicilan ini , cicilan itu , mendadak merasakan uang yang diperoleh kok jadi kurang. Kita mendadak harus punya ini , punya itu karena kalau kita membandingkan diri kita dengan teman seumuran kita , kok kita jadi berasa miskin sehingga kita pun memaksakan diri untuk menyamai teman teman seumuran kita.
Alur hidup yang normal adalah sekolah , kuliah , lulus , bekerja mencari uang , menikah berkeluarga, mencicil rumah , mencicil kendaraan , memiliki anak , menghabiskan hampir semua uang yang kita peroleh untuk membiaya hidup keluarga dan membayar semua cicilan .
Rata rata yang menjadi karyawan mengeluh bahwa uang yang diperoleh kurang dari mencukupi kebutuhan hidup karena biaya hidup tiap tahun meningkat sedangkan kenaikan gaji rata rata hanya formalitas antara 5 sampai 10 persen tiap tahun dan tidak cukup untuk melawan peningkatan kebutuhan hidup.
Apalagi di tahun 2020 dan 2021 era pandemi covid , banyak perusahaan yang melakukan pemotongan gaji antara 30 persen bahkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata terjadi pemotongan sampai 70 persen , sedangakan biaya hidup meningkat. Bahkan di tahun 2022 , baru mulai bernafas lega karena pandemi covid sudah mulai menghilang , gaji belum pulih dan masih di potong , tiba tiba harga gas melonjak , harga minyak goreng yang kalau dilihat di awal tahun 2021 masih sekitar rp. 14 ribu per liter mendadak menjadi rp. 24 ribu per liter , naik lebih dari 70 persen harga nya .
Pilot pilot yang profesinya keren keren mendadak banyak yang dirumahkan di tahun 2020 dan 2021 alias tidak terbang sehingga hanya memperoleh gaji pokok , bahkan saya memiliki banyak teman pilot yang sampai harus kehilangan mobil dan rumah di tahun 2020 dan 2021 karena penghasilan di tahun 2020 dan 2021 tidak mencukupi untuk membayar cicilan mobil dan rumah. Padahal itu profesi paling keren .
Banyak yang di phk juga . Banyak pebisnis yang gulung tikar dan bangkrut .
Semoga di 2020 yang di phk sudah memperoleh pekerjaan lagi , yang dipotong gajinya sudah dipulihkan lagi gajinya , yang jadi pilot harusnya sih sudah pulih penghasilannya di tahun 2022 karena penerbangan booming di tahun 2022.
Anda yang jadi karyawan banyak yang menghabiskan waktu di tahun 2020 dan 2021 dengan WFH Work From Home , jadi gaji dipotong tidak terlalu bermasalah karena anda hemat waktu , hemat ongkos dan hemat biaya makan karena cukup bekerja di rumah dan kalau perlu meeting cukup pakai ZOOM .
Nah di tahun 2022 , saat semua sudah pulih , anda harus ngantor , nga boleh WFH lagi , gaji bahkan masih belum pulih dan masih dipotong . Anda mendadak harus bangun pagi , sarapan di kantor , keluar uang transport untuk ke kantor , kalau yang tinggal di pinggiran Jakarta harus bangun subuh , kalau yang nyetir harus mengalami stress macet di jalan , belum yang bawa kendaraan sendiri harus extra anggaran untuk biaya tol kalau pakai mobil, biaya sparepart kendaraan karena sering dipakai seperti ganti oli, ganti ban karena aus , umur kendaraan jadi lebih pendek karena tiap hari dipakai perjalanan bolak balik rumah kantor yang bisa sampai 40 km bahkan 100 km per hari , bahkan lebih dari 100 km per hari . Yang naik kendaraan umum harus antri, berdesakan sehingga harus terbiasa dengan semua jenis bau badan dan bau parfum bercampur di kendaraan umum.
Yang pasti kalau gaji belum pulih dan masih dipotong , tahun 2022 menjadi tahun paling menjengkelkan bagi karyawan karena harus ngantor , tidak bisa WFH lagi sehingga biaya hidup membengkak karena ada extra biaya buat ngantor , eh ditambah lagi biaya hidup meningkat karena perang Ukraina Rusia membuat biaya gas naik , minyak goreng naik dan endingnya barang barang kebutuhan hidup naik harganya.
Yang gajinya sudah pulih juga jengkel karena biaya hidup naik padahal gaji tidak naik walaupun tidak dipotong.
Dari semua hal yang mulai berjalan normal di tahun 2022 seperti harus ngantor , tidak boleh wfh lagi ,ada satu hal yang hilang dari semua karyawan di tahun 2022 yakni waktu terutama waktu berkualitas untuk diri sendiri dan untuk waktu berkualitas untuk orang yang dikasihi..
Di tahun 2020 dan 2021 banyak waktu karena WFH , tidak tersita waktu di perjalanan ke kantor dan perjalanan pulang ke kantor , kualitas tidur sangat baik di tahun 2020 dan 2021 karena WFH sehingga tidak perlu bangun pagi. Stress juga menurun karena tidak perlua mengalami stress macet di jalan saat berangkat dan pulang kantor. di tahun 2020 dan 2021. Tahun 2020 dan 2021 anda yang menjadi karyawan memiliki waktu berkualitas yang sangat banyak.
Jadi waktu adalah hal yang hilang di tahun 2022 bagi karyawan.
Padahal karyawan itu bekerja mencari uang untuk membahagiakan diri sendiri , membahagiakan keluarga dan salah satu wujud kebahagiaan itu adalah bisa memiliki waktu untuk diri sendiri dan memiliki waktu untuk keluarga. Bayangkan saat WFH anda bisa saja berlibur ke luar kota bersama keluarga tapi tetap bekerja atau anda pribadi bisa healing kapan saja ke luar kota tapi tetap bekerja sehingga praktis di tahun 2020 dan 2021 aturan cuti maksimal 12 hari dipotong cuti massal tidak berefek pada anda yang jadi karyawan.
Tapi di tahun 2022 ini , yang jadi karyawan akan merenungkan kebebasannya yang terenggut karena aturan cuti maksimal 12 hari potong cuti massal itu menjadi penanda waktu bukanlah milik karyawan.
Anda tidak percaya kalau anda sebagai karyawan tidak punya waktu ? Coba saja anda menghilang dari perusahaan lebih dari 12 hari kerja dalam satu tahun buat healing dan berlibur , dijamin anda pasti dapat SP Surat Peringatan dari HRD atau atasan anda.
Bos pemilik perusahaan dan anggota keluarganya yang ikut terlibat di perusahaan seperti anaknya , menantunya kalau menghilang dari perusahaan lebih dari 30 hari kerja dalam setahun , santai aja karena mereka adalah pemilik perusahaan . Coba anda atau HRD menegur mereka karena menghilang lebih dari 12 hari kerja dalam setahun , yang terjadi adalah anda atau HRD anda yang menegur itu yang dipecat.
Selamat hidup normal kembali di tahun 2022 dan selamat menikmati waktu yang hilang mulai dari tahun 2022 karena tidak ada WFH lagi buat karyawan.
Anda sekolah dari SD sampai SMA. Anda setelah lulus SMA anda melanjutkan kuliah sampai S 1 bahkan sampai S 2 . Tujuan adalah tentunya bukan untuk belajar terus bukan ? Di satu titik setelah anda lulus sekolah atau lulus kuliah anda memutuskan untuk menjadi orang dewasa yakni mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup anda,
Biasanya anda melamar kerja dan akhirnya bekerja di perusahaan jadi karyawan . Seiring waktu anda merasa gaji anda sudah cukup , anda memberanikan diri menikah dan memiliki anak anak dari pernikahan anda. Di saat ini lah biaya hidup anda semakin besar karena saat berkeluarga anda harus memberika makan lebih banyak orang , anda harus memiliki rumah untuk tempat tinggal keluarga dan harus ada kendaraan juga untuk memudahkan kehidupan anda dan keluarga.
Reply to @zwrogravity Papaku senang sekali baca komen2 kalian, dan sangat berterimakasih atas do’a2nya. Semoga video ini dpt memotivasi kalian yg lagi berjuang ya 🙏🏻❤️
Apa yang anda lakukan ? Anda bekerja keras agar gaji naik dan jabatan naik atau anda pindah pekerjaan yang gajinya lebih tinggi untuk mencukupi biaya hidup yang semakin tinggi setelah berkeluarga . Bahkan anda juga menyisihkan uang untuk tabungan agar ada dana disaat darurat seperti nganggur sementara karena di PHK atau ada kebutuhan mendadak dari anggota keluarga anda .
Hidup itu kan nga selalu berjalan lancar. Ada saat anda terpuruk . Nah karena anda sudah dewasa dan berani berkeluarga, maka saat anda terpuruk , anda harus bangkit dan berjuang lebih keras dari yang lain agar keterpurukan anda tidak menyebabkan keluarga anda terlantar.