Hidup sebagai karyawan di saat pandemi Covid 19

Hari ini sebagian dari anda yang menjadi karyawan/karyawati mengalami pemotongan gaji .

Ada yang dipotong 50 persen seperti di industri fashion , retail fashion .

Ada yang dipotong 90 persen seperti di industri travel . Ada perusahaan biro wisata yang memotong gaji karyawannya sampai 90 persen . Ada manajer perusahaan airlines yang memperoleh gaji sudah diatas 20 jutaan per bulan harus pasrah menerima gaji sebesar UMR saja sekarang.

Ada yang tidak diberikan gaji sama sekali namun tidak di PHK juga , bahasa kerennya adalah unpaid leave. Jadi pekerja kantoran atau white collar job tapi dibayar seperti buruh harian . Jadi disuruh tidak perlu ngantor dan selama tidak ngantor tidak dibayar sama sekali .

Sebagian besar dari karyawan/karyawati adalah orang yang mengarah ke kutub spesialis Misal jika dia lulus dari jurusan akuntansi , maka dia akan berkarir di dunia akuntansi .

Sebagian besar orang dalam hidupnya adalah spesialis sehingga menjadi label orang tersebut. Misalnya ada orang yang dari muda sales mobil , maka kalau mau beli mobil pasti ingat cari orang tersebut. Ada yang dari muda agen properti , maka kalau mau cari properti pasti cari orang tersebut. Ada yang dari muda berkarir di bank , maka kalau mau taruh dana atau mau pinjam dana pasti cari orang tersebut. Itu sudah menjadi aturan main dalam kehidupan.

Sedikit sekali orang yang menjadi generalis , artinya bisa berubah ubah keahlian sesuai situasi dan jaman.

Sebagian besar dari karyawan yang spesialis tersebut adalah workalcholic yang artinya mencurahkan sebagian besar dari hidupnya untuk pekerjaan.

Jadi 100 persen dari waktu di kehidupannya dicurahkan untuk pekerjaan.

Nah , di saat pandemi Covid 19 ini , sebagian besar karyawan/karyawati yang spesialis dan mencurahkan 100 persen waktunya untuk pekerjaan mengalami kondisi galau habis dan kacau habis.

Galau karena mendadak beban kerja berkurang sehingga bingung harus ngapain dan kacau habis karena mendadak gaji dipotong bahkan tidak digaji sehingga kondisi keuangan menjadi morat marit.

Ada hal yang tidak bisa dikembalikan lagi , tidak bisa dibeli namun sangat disia sia kan oleh karyawan/karyawati, namanya WAKTU.

Telepon telah berubah dengan cepat dari telepon rumah menjadi smartphone yang telah menggantikan banyak gadget seperti komputer, kamera,perekam,televisi,alat pembayaran sehingga dengan smartphone kita bisa memotret , merekam video, menonton , berkomunikasi video,suara,text,mendengarkan musik, berselancar di dunia maya, melakukan transaksi keuangan,membayar ,memesan alat transportasi , mengirim barang via kurir dan banyak hal lagi yang bisa dilakukan smartphone.

Bahkan hari ini kita lebih takut ketinggalan smartphone daripada ketinggalan dompet. Karena via smartphone kita bisa memesan makanan, membeli barang di online, memesan transportasi , melakukan transfer dan pembayaran dengan internet banking.

Namun anda sebagai karyawan tidak berubah , tetap setia di pekerjaan yang anda lakoni sesuai jurusan kuliah anda , bahkan tetap setia bekerja di perusahaan yang sama.

Media sosial juga sudah berubah dari jaman dulu sahabat pena , masuk ke era myspace,friendster, kemudian path , dan hari ini facebook, instagram,tiktok, snap, whatsapp .

Anda sebagai karyawan yang mencurahkan 100 persen waktu dan pikiran anda untuk pekerjaan tidak pernah mempunyai waktu untuk membangun jejaring networking .

Dari anda lulus kuliah sampai hari ini , anda praktis tidak menambah teman teman baru kecuali teman ex sekolah , teman ex kuliah dan teman teman kantor yang tentunya merupakan pesaing anda karena tidak ada kantor yang tidak memiliki intrik politik kantor.

Mendadak anda bingung di saat pandemi Covid 19, membabi buta bergabung bisnis MLM multilevel marketing atau menjadi agen asuransi jiwa karena diberikan janji kaya dari yang ngajak , padahal yang ngajak itu memberikan preview saja seperti kalau nonton film kita beli tiket bioskop dan nonton karena tergoda trailer film.

Dan 99 persen dari yang bergabung ke MLM dan asuransi jiwa gagal total dan endingnya pasrah berhemat habis habisan karena gaji dipotong bahkan tidak digaji , alias kembali ke awal , yakni takdir sebagai karyawan/karyawati.

Bagaimana mungkin anda yang menjadi karyawan/karyawati yang kutub spesialis, mencurahkan waktu 100 persen ke pekerjaan, tidak pernah meluangkan waktu membangun jejaring , bahkan tidak pernah meluangkan waktu bertemu untuk ngopi ngopi dengan teman teman ex sekolah atau ex kuliah , mendadak bisa sukses di MLM atau asurransi jiwa?

Anda saat bergabung di MLM atau asuransi jiwa sekarang dan mendadak menghubungi teman ex sekolah atau teman ex kuliah anda untuk menawarkan produk atau asuransi tentunya akan dipandang heran oleh teman yang anda tawarkan. Kok nga pernah ngobrol , nga pernah ngopi ngopi , mendadak pas ada maunya main nawarin barang saja , sudah pasti jualan anda ditolak dan hasilnya zonk.

Itulah realita anda sebagai karyawan/karyawati di era pandemi Covid 19.

Kalau anda sabar dan mau belajar , anda bisa kami bimbing untuk melepaskan diri dari kutub spesialis , beradapatasi dengan perubahan yang semakin cepat karena dalam 3 tahun ke depan internet sudah 5G dan semakin cepat kecepatan internet maka semakin banyak yang ngotot di kutub spesialis akan tumbang.

Anda bisa hubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

<p value="<amp-fit-text layout="fixed-height" min-font-size="6" max-font-size="72" height="80"><amp-fit-text layout="fixed-height" min-font-size="6" max-font-size="72" height="80">

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s