Soft Skill lebih penting daripada Academic Skill

Anda pintar , saat kuliah nilai akademis anda bagus , bahkan anda lulus kuliah dengan nilai terbaik alias cum laude . Anda punya lebih dari satu gelar akademis tapi kok sampai sekarang anda masih jadi karyawan dengan posisi tanggung , artinya berada di posisi tengah saja di perusahaan , tidak memegang jabatan di posisi atas di perusahaan . Posisi tanggung di perusahaan itu mirip sandwich. Ditekan dari bawah dan di tekan dari atas. Dibenci yang dibawah dan dijadikan kambing hitam oleh yang di atas. Hidup anda cenderung ngenes karena anda tidak punya soft skill . Soft skill itu seperti jago bergaul , selalu menambah teman baru sehingga tidak hanya berteman dengan teman teman kerja saja , berusaha untuk menghilangkan sifat introvert, suka berolah raga yang menambah pergaulan, bisa bermain musik, bisa berenang , tidak pelit dan berani keluar uang untuk bersosialisasi seperti ngopi di kafe.

Saya jadi ingat berita di tahun 2014 , ada lulusan S2 UI yang minta disuntik mati karena susah cari kerja .

https://megapolitan.kompas.com/read/2014/08/04/21052571/Pria.yang.Minta.Suntik.Mati.Lulusan.S2.UI.dengan.IPK.3.37

Ini Video Berita lulusan S2 UI minta disuntik mati :

Berikut adalah cerita kehidupan antara yang pintar akademis dengan yang punya soft skill dan life skill

Suatu hari, seorang Professor dari sebuah Universitas menyewa sebuah sampan untuk melakukan penelitian tentang lautan. Pendayung sampan itu hanyalah seorang lelaki tua yang sangat pendiam. Professor memang sengaja mencari pendayung sampan yang pendiam karena ia tidak mau orang yang menemaninya terlalu banyak bertanya tentang apa yang ia lakukan.

Setelah sampai di tempat yang dirasanya tepat, Professor pun mulai melakukan tugasnya. Diambilnya sedikit air laut dengan menggunakan tabung uji, digoyang-goyang, kemudian ia catat hasilnya di dalam buku yang ia bawa. Kegiatan itu ia lakukan berjam-jam dengan penuh konsentrasi.
Pendayung sampan mendongak ke langit, ia melihat awan kelabu mulai bergerak menujunya. Berdasarkan pengalamannya, tak lama lagi hujan lebat akan turun.
“Ok sudah selesai, mari kita pulang!” kata Professor. Segera saja si pendayung sampan dengan cekatan memutar kembali sampannya menuju ke daratan.

Dalam perjalanan pulang itulah Professor baru mengajak ngobrol si pendayung sampan.
“Sudah lama kamu kerja mendayung sampan? tanya si Professor memulai pembicaraan.
“Hampir semumur hidup saya,” jawab pendayung sampan singkat.
“Semumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Professor terkejut.
“Ya..” jawab pendayung sampan.

Dengan penasaran, lantas si Professor bertanya lagi, “kamu tahu Geografi?”
Pendayung sampan hanya menggelengkan kepalanya.
“Kalau begitu kamu kehilangan 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Biologi?”
Pendayung sampan itu menggeleng kepalanya lagi.
“Kasihan sekali, kamu sudah kehilangan 50% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Fisika?” Professor itu bertanya lagi.
Pendagung sampan hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
“Sungguh kasihan hidupmu…kamu telah kehilangan 75% dari usia hidup kamu. Seluruh hidupmu kau habiskan untuk mendayung sampan, sungguh malang nasibmu semuanya tidak tahu” dengan angkuh Professor mengejek si pendayung sampan. Ia merasa dirinya lebih hebat bila dibandingkan dengan pendayung sampan yang sudah tua ini, ternyata pak tua tidak tahu apa-apa selain mendayung sampannya. Pendayung sampan hanya berdiam diri saja menanggapi ejekan dari si Professor.

Tak lama kemudian, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Sampan mulai bergerak tidak terkendali karena adanya ombak. Si pendayung sampan berusaha mengeluarkan keahliannya selama ini. Sempat si pendayung sampan bertanya pada Professor, “kamu tahu berenang?” Kini giliran Professor itu menggeleng dengan paniknya.

Kemudian tiba-tiba saja datang sebuah ombak besar, dan sampan yang mereka naiki pun terbalik. Professor dan pendayung sampan pun terpelanting jatuh ke dalam lautan.

“Sayang sekali Professor, kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu” kata pendayung sampan yang mulai berenang menuju ke daratan, meninggalkan Professor.

Jadi kalau sampai hari ini anda masih menjadi karyawan padahal sebentar lagi memasuki usia 50 tahun dan posisi anda sebagai karyawan ada di posisi tanggung artinya di posisi tengah dan sudah mustahil untuk mencapai posisi puncak perusahaan dengan kondisi umur anda yang sudah mau memasuki usia 50 tahun serta di perparah oleh perusahaan tempat anda bekerja adalah perusahaan keluarga yang hanya memberikan posisi strategis kepada keluarga sendiri, maka silahkan anda meratapi nasib anda yang terlalu jumawa dengan academic skill dan melupakan untuk mengasah soft skill anda. Jangan bunuh diri ya !

Seperti apa kita dilahirkan adalah takdir

Seperti apa kita bertumbuh adalah proses

Seperti apa kita di masa tua adalah keputusan

Dimulai dari keputusan hari ini , apa saja yang akan kamu lakukan ?

Anda bisa hubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s