Disfungsi seksual karena faktor ekonomi – ejakulasi dini dan impoten karena faktor ekonomi

Sewaktu anda dan isteri anda belum menikah alias masih pacaran , nafsu seks anda dan isteri pasti menggebu gebu .  Setiap ada kesempatan pasti pengen mesra mesraan .

Setelah menikah dan memiliki anak , anda mengalami masalah yang disebut disfungi seksual alias  ejakulasi dini , cepat keluar , bahkan impoten.

Kenapa bisa begitu ya ?

Setelah menikah dan memiliki anak , anda menghadapi kenyataan baru yakni anda harus memikirkan untuk mencari nafkah untuk keluarga.

Setelah menikah anda harus menghadapi kenyataan baru yakni anda harus membeli rumah untuk tempat tinggal keluarga.

Kenyataan yang anda hadapi adalah pekerjaan anda tidak mencukupi untuk menghidupi keluarga sehingga isteri harus ikut bekerja juga.

Kenyataan yang anda hadapi adalah anda hanya sanggup membeli rumah di pinggiran jakarta yang membutuhkan waktu berjam jam untuk mencapai Jakarta tempat anda mencari nafkah.

Kenyataan yang anda hadapi adalah anda harus berangkat pagi pagi sekali  untuk menempuh perjalanan ke tempat kerja di Jakarta dengan resiko macet kalau berangkat lebih siang sehingga anda harus bangun jauh lebih pagi dari ayam jantan alias anda harus bangun sebelum ayam berkokok.

Kenyataan yang anda hadapi adalah anda baru bisa sampai ke rumah diatas jam 8 malam sehingga anda sudah capai dari jam 5 pagi sampai jam 8 malam ada di luar rumah.

Kenyataan yang anda hadapi adalah isteri anda juga bekerja dan parahnya isteri anda juga bekerja di Jakarta sehingga harus bangun pagi pagi sekali dan pulang di atas jam 8 malam juga.

Kenyataan yang anda hadapi adalah hari sabtu anda juga harus kerja sehingga waktu istirahat hanya hari minggu.

Kenyataan yang anda hadapi anda juga memiliki anak dan di hari minggu atau hari libur harus mengajak anak anak pergi ke mal atau rekreasi .

Kenyataan yang anda hadapi anda tiap hari harus nyetir mobil sendiri ke tempat kerja .

Anda berangkat kerja dan pulang kerja sudah lelah fisik di perjalanan , di tempat kerja anda lelah pikiran dan mungkin juga lelah fisik.

Isteri anda juga lelah fisik di perjalanan berangkat kerja dan pulang kerja, di tempat kerja isteri anda juga lelah pikiran dan mungkin juga lelah fisik,

Kemesraan anda dengan isteri menjadi hilang karena kelelahan anda dan isteri.

Kalaupun anda ingin melakukan HUIS ( hubungan suami isteri ) dengan ister anda, nafsu anda besar tapi karena sudah lelah secara fisik selama hari kerja ,maka tenaga anda pun lemah sehingga terjadilah ejakulasi dini, cepat keluar bahkan impoten.

Kondisi terparah adalah kalau anda bekerja tapi gaji anda jauh lebih kecil dari penghasilan isteri anda , padahal pagi pagi anda sudah harus berangkat ke tempat kerja dan pulang kerja sudah malam ,  Anda mengalami tekanan psikologi karena normalnya cowok adalah pahlawan ekonomi keluarga namun anda tidak dapat menjadi pahlawan ekonomi keluarga karena penghasilan isteri jauh lebih besar dari anda. Bahkan isteri anda terkadang mengungkit ungkit soal penghasilannya yang lebih besar , anda makin tertekan sehingga pada saat anda melakukan HUIS ( hubungan suami isteri ) , rasa percaya diri anda hilang sehingga terjadilah ejakulasi dini , cepat keluar , bahkan impoten.

Anda hanya bisa keluar dari keadaan disfungsi seksual yang mengganggu anda ini kalau anda memiliki penghasilan yang sama besar dengan isteri anda dan anda memiliki banyak waktu istirahat , Anda tidak perlu bangun pagi pagi dan tidak perlu sampai malam hari baru tiba di rumah.

Anda yakin anda sudah berbahagia dengan kondisi anda sekarang ?

Di era pandemi covid-19 ini ,  bagaimana hidup anda dalam 3 tahun ke depan ?  Apa yang anda inginkan dalam 3 tahun ke depan ?  Anda masih yakin impian hidup anda akan tercapai dalam 3 tahun ke depan ?

Anda bisa menghubungi saya di :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan . Anda Yakin ?

Banyak orang berkata ” Uang tidak bisa membeli kebahagiaan “.

Saya jadi bertanya tanya , yang berkata uang tidak bisa membeli kebahagiaan itu sudah level dewa dalam hidupnya barangkali , yang sudah tidak perlu makan minum , tidak perlu tempat tinggal , yang kalau kemana mana sudah kayak ninja yang  hilang dan muncul di tempat tempat yang dia inginkan sesukanya tanpa perlu berjalan kaki atau naik kendaraan , tidak perlu berpakaian lagi dan hidupnya pasti sudah abadi sehingga tidak mengalami sakit dalam hidupnya sama sekali , selalu sehat.

Saya yakin orang orang yang mengatakan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan adalah orang orang yang sedang menghibur diri karena iri dengan kesuksesan dan kekayaan orang lain namun tidak memiliki cara untuk mencapai kesuksesan dan kekayaan seperti yang dimiliki orang lain itu.

Orang yang berkata ” Uang tidak bisa membeli kebahagiaan ” pastilah orang yang waktu kecil suka membaca atau mendengar dongeng tentang rubah dan buah anggur.

Ini dongengnya :

Seekor rubah berjalan mondar-mandir disekitar perkebunan, tampak sekali dia lapar, dan ketika rubah itu sampai di kebun anggur tampak ceria-lah dia, rubah itu bermaksud untuk mengambil anggur untuk dimakannya, tapi setelah rubah itu melihat buah anggur yang tampak menggantung jauh diatas pohon, dia tampak seperti putus asa.

Namun karena sudah kelaparan, dia nekat untuk mengambil ancang-ancang guna melompat setinggi-tinggi supaya dapat menggapai buah anggur itu, pada usaha pertama dia gagal, namun dia ulangi lagi, namun usaha kedua ini gagal juga, dan pada usaha ketiga ini, si rubah mengambil ancang-ancang yang lebih jauh agar dia dapat berlari lebih kencang sehingga lompatannya juga akan lebih tinggi.

namun.. usaha yang ketiga ini juga gagal, dan kaki rubah juga terluka karena terkena batu, tapi rupanya semangat rubah tidak padam, dia mencoba melakukan berbagai cara, tapi walau berbagai cara telah dilakukan tetap saja gagal, rubah itu tetap tidak dapat mengambil buah anggur itu. Karena kesal maka rubah itu pergi sambil menggerutu “ah.. sudahlah.. paling juga anggur itu rasanya sangat masam, walaupun anggur itu ditaruh diatas piring perak, aku juga tidak akan mau memakannya”

Ini adalah dongeng demotivasi hidup yang diceritakan kepada anak supaya pada saat si anak tidak bisa mendapatkan sesuatu , si anak diajarkan untuk menghibur diri.

Saya sering juga terpengaruh dengan dongeng rubah dan buah anggur ini.

Namun saya selalu bertanya :

Pilih :

Tidak punya uang dan tidak bahagia ?

atau

Punya banyak uang dan tidak bahagia ?

Tidak bahagia nya tetap tapi yang berbeda adalah punya uang .

Coba bayangkan tinggal di apartemen ukuran  4 L yakni Lu Lagi Lu Lagi saking kecilnya atau tinggal di Rumah Sederhana RSSSSSSS (RS7) yakni Rumah Sangat Sederhana Sampai Susah Selonjoran Susah Senggama  dan tidak punya uang alias bokek dan tidak bahagia.

Atau

Coba bayangkan tinggal di apartemen penthouse berukuran 300 meter persegi di lantai 20 dari sebuah gedung apartemen mewah atau tinggal di rumah mewah berukuran 500 meter persegi dengan kolam renang pribadi dan punya banyak uang dan tidak bahagia .

Pilih yang mana ?

Tidak bahagia dan menangis di dalam bajaj

atau

Tidak bahagia dan menangis di dalam mobil mercedes terbaru

Pilih yang mana ?

Kalau anda yang saat ini sudah mentok dalam karir dan gaji juga sudah segitu segitu saja  , apakah anda sudah berbahagia dengan hidup anda saat ini ?  Jangan menghibur diri ya dengan mengatakan ‘ uang tidak bisa membeli kebahagiaaan ‘.

Kalau anda yang berbisnis saat ini bisnis anda jalan di tempat bahkan bisnis anda mengalami kemunduran karena gempuran era digital dan internet , apakah anda sudah berbahagia dengan hidup anda saat ini ? Jangan menghibur diri ya dengan mengatakan ‘ uang tidak bisa membeli kebahagiaan ‘.

Anda yakin anda sudah berbahagia dengan kondisi anda yang hanya jalan di tempat sekarang ?

Di era pandemi covid-19 ini ,  bagaimana hidup anda dalam 3 tahun ke depan ?  Apa yang anda inginkan dalam 3 tahun ke depan ?  Anda masih yakin impian hidup anda akan tercapai dalam 3 tahun ke depan ?

Anda bisa menghubungi saya di :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Reuni Teman Sekolah – Reuni Teman Kuliah – Anda berani hadir ?

Anda sudah berumur 40 tahun ke atas.  Hari ini anda sudah berkeluarga dan sudah memiliki anak .

Anda pasti bergabung di grup Whatsapp teman teman kuliah  anda .

Anda pasti bergabung di grup Whatsapp teman teman sekolah anda baik teman SMA atau teman SMP bahkan teman SD .

Kalau anda tidak bergabung di grup Whatsapp teman teman sekolah anda atau teman teman kuliah anda , jawabannya anda tidak sekolah atau anda tidak punya teman sama sekali.

Coba perhatikan di grup Whatsapp teman teman sekolah atau kuliah anda , apakah anda termasuk yang sering ikut chat atau anda hanya pembaca pasif saja tanpa pernah berkomentar?

Coba perhatikan kalau di grup Whatsapp ada ajakan dari teman teman sekolah atau teman teman kuliah untuk ngumpul bareng makan makan , apakah anda tidak berani ikut?

Coba perhatikan kalau di grup Whatsapp ada ajakan dari teman teman sekolah atau teman teman kuliah untuk ngumpul jalan jalan ke luar kota , apakah anda tidak berani ikut ?

Anda dulu sekolah dan anda dulu kuliah adalah pribadi yang ekstrovet , jago bergaul , banyak berteman .

Namun sejak anda mulai lulus dari sekolah atau kuliah dan mulai harus mencari duit , anda memulai perjalanan hidup yang sesungguhnya.

Anda menjadi karyawan , anda menjalani pekerjaaan dari pagi sampai malam seperti sebuah rutinitas , anda mendapatkan gaji standar yang naik gajinya pun standar , yakni maksimal 10 persen per tahun .

Anda punya posisi juga mentok di karir , tidak berhasil naik ke jajaran atas manajemen , anda memperoleh gaji yang juga harus anda kelola untuk cukup menghidupi keluarga.

Anda berhasil memiliki rumah di pinggiran jakarta – yakni di seputaran bogor , tangerang,bekasi yang butuh perjuangan untuk ke jakarta tempat kerja anda yakni kudu bangun pagi pagi sebelum ayam berkokok untuk memulai perjalanan ke tempat kerja anda dan pulang ke rumah di saat ayam sudah tidur.

Anda berbisnis setelah selesai sekolah atau kuliah. Bisnis anda selama 20 tahun hanya berjalan di tempat.  Di era digital dan internet makin kencang, bisnis anda malah semakin mundur.

Dari hasil bisnis anda , anda hanya cukup untuk menghidupi keluarga . Anda tinggal di pinggiran Jakarta yakni di sekitar bogor , tangerang,bekasi .

Usia sudah melewati umur 40 tahun , anda merasa anda hanya begitu begitua saja.

Anda punya mobil pun hanya mobil kelas sejuta umat seperti Avanza , Xenia, itupun sudah berumur lebih dari 7 tahun .

Anda punya rumah pun hanya berukuran 100 meter an per segi di pinggiran Jakarta , yang butuh perjuangan hingga berjam jam untuk pulang dan pergi ke Jakarta ,

Anda merasa enggan untuk hadir kalau ada acara reuni atau ngumpul jalan jalan teman teman sekolah atau kuliah .

Pertanyaan umum yang ditanyakan oleh teman teman sekolah atau teman teman kuliah kalau sudah puluhan tahun tidak ketemu adalah :

  • Tinggal di mana ? Dari lokasi tempat tinggal sudah dapat terbaca kemampuan ekonomi seseorang
  • Anak kelas berapa dan sekolah dimana ?  Dari tempat anak bersekolah sudah terbaca kemampuan ekonomi seseorang .
  • Anak kuliah dimana sekarang ? Dari tempat kuliah dan kuliah di dalam negeri atau di luar negeri sudah terbaca kemampuan ekonomi seseorang.
  • Kerja dimana? Posisi apa ? – jawaban anda menunjukkan kemampuan ekonomi anda.
  • Bisnis apa ? Lokasi bisnis dimana? punya karyawan berapa? – jawaban anda menunjukkan kemampuan ekonomi anda.

Di acara reuni pasti terjadi pembicaraan yang ngalor ngidul yang membahas :

  • makanan di restoran – dari ketidak tahuan tentang restoran restoran mewah sudah menunjukkan kemampuan ekonomi seseorang,
  • pengalaman wisata  – dari ketidak tahuan tentang wisata ke luar negeri apalagi negara negara eropa dan amerika sudah menunjukkan kemampuan ekonomi seseorang.
  • perbincangan tentang fashion , mobil – dari ketidak tahuan tentang fashion dan mobil sudah menunjukkan kemampuan ekonomi seseorang.

Anda pasti enggan hadir di acara reuni sekolah.

Anda pasti enggan hadir di acara reuni teman teman kuliah.

Anda yakin anda sudah berbahagia dengan kondisi anda yang hanya jalan di tempat sekarang ?

Di era pandemi covid-19 ini ,  bagaimana hidup anda dalam 3 tahun ke depan ?  Apa yang anda inginkan dalam 3 tahun ke depan ?  Anda masih yakin impian hidup anda akan tercapai dalam 3 tahun ke depan ?

Anda bisa menghubungi saya :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Kerja di Bank Pasti Stress – Baju Keren – Beban Kerja Banyak – Tanggung Jawab Besar – Gaji Kecil

Kerja jadi karyawan bank , bisa jadi gaji karyawan bank lebih kecil dari karyawan mini market .

Kerja di Bank harus berpakaian necis , yang cewek harus pakai baju kerja yang keren bahkan harus pakai blazer , yang cowok harus pakai baju lengan panjang dan bahkan harus pakai dasi , tapi gaji rata rata bisa jadi gaji orang bank lebih kecil daripada gaji pekerja mini market.

Karyawan bank itu pada dasarnya diharuskan berpakaian rapi dan necis , apalagi yang berhadapan langsung dengan nasabah seperti teller bank , customer service bank wajib memakai baju blazer bagi yang cewek dan wajib memakai baju lengan panjang bagi yang cowok dan bahkan harus pakai dasi .

Sayangnya gaji pegawai bank rata rata kecil dibandingkan dengan penampilan karyawan bank yang wah.

https://bisnis.tempo.co/read/1063358/pegawai-bank-tuntut-kenaikan-gaji-karena-kalah-dari-indomaret?AllUtama&campaign=AllUtama_Click_3

Tanggung Jawab pegawai bank besar

Karyawan bank rata rata berpenampilan keren tapi bokek.  Enak dilihat tapi tidak enak dijalanin.

Gaji karyawan bank rata rata tidak besar , tapi tanggung jawab yang diemban sangat tinggi. Bayangkan seorang teller bank salah hitung uang yang diterima , resiko uang yang disetor kurang dan selisih setoran harus diganti oleh si teller yang gajinya kecil itu.

Lebih sial lagi kalau sebagai pegawai bank melakukan kesalahan, misalnya salah memberi rate mata uang asing saat ada nasabah membeli atau menjual dolar ,  kerugian atas kesalahan tersebut harus ditanggung oleh pegawai bank tersebut dan hasilnya bukan gaji yang diperoleh tapi malah harus ngutang di luaran untuk membayar ganti rugi tersebut.

Sebagai teller bank salah menghitung uang saat berinteraksi dengan nasabah , selisih uang yang hilang menjadi tanggung jawab si teller bank dan wajib diganti . Sialnya jadi pegawai bank , gaji kecil , tanggung jawab besar .

Alamak, sedih banget ya !!

Karyawan dan karyawati bank yang berdandan cantik , berbaju keren dengan gaji yang kecil rata rata hanya sanggup makan siang di kaki lima di gedung gedung pencakar langit tempat bank nya bercokol

Gaji anda sebagai karyawan bank , apalagi yang masih di level bawah tentunya tidak cukup untuk makan di restoran restoran sekitar bank anda bekerja. Bisa jadi baru jalan 10 hari gaji anda sudah habis kalau anda mencoba mengimbangi tempat makan anda dengan penampilan anda yang keren sebagai karyawan bank.

Anda sebagai karyawan bank dengan penampilan keren harus makan di warung warung pinggir jalan dekat bank tempat anda bekerja agar gaji anda awet sampai akhir bulan.  Bahkan anda juga harus kost di tempat kost yang sederhana agar gaji anda awet sampai akhir bulan.

Di era fintech , akan ada gelombang seperti uber di perbankan. Uber , Grab , Gocar telah merubah cara orang naik taksi dari perusahaan taksi yang dipesan dengan cara menyetop di pinggir jalan ke mobil pribadi yang dipesan lewat aplikasi di ponsel.  Hal ini menyebabkan bisnis taksi suram  masa depannya.

Di dunia perbankan pun akan terjadi gelombang perubahan besar seperti di bisnis taksi yang terpukul oleh online .  Puluhan ribu orang pasti terdampak dari gelombang perubahan di bank.

Hari ini peran teller bank saja sudah banyak berkurang digantikan oleh mesin tarik setor , buka rekening bank saja sudah bisa online dengan menggunakan nomor ponsel kita sebagai nomor account , untuk transaksi juga sangat mudah melalui ponsel atau internet . Jadi peran manusia semakin berkurang di bank.

Masa depan berkarir di bank di dunia  dan di  Indonesia sudah pasti suram.

http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/08/24/perbankan-harus-siap-beradaptasi-dengan-disrupsi-digital-ini-alasannya

https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20180208112633-37-3842/disrupsi-digital-buat-perbankan-kehilangan-40-pendapatan

http://fortune.com/2016/03/31/citi-bank-staffing-uber-moment/

http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/07/10/riset-pwc-sebut-gojek-bakal-saingi-layanan-perbankan-di-indonesia

https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20180710111307-37-22768/pwc-indonesia-go-jek-cs-bisa-jadi-ancaman-serius-untuk-bank

Anda yakin anda bisa berkarir sampai pensiun di dunia perbankan ?

Anda yakin anda sudah berbahagia berkarir di dunia perbankan ?

Di era pandemi covid-19 ini ,  bagaimana hidup anda dalam 3 tahun ke depan ?  Apa yang anda inginkan dalam 3 tahun ke depan ?  Anda masih yakin impian hidup anda akan tercapai dalam 3 tahun ke depan ?

Anda bisa menghubungi saya di :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

Anak Membeli Waktu Ayah

Seorang Ayah yang tinggal di pinggiran Jakarta dan bekerja di pusat kota Jakarta . Setiap pagi si Ayah harus sudah berada di balik kemudi sebelum jam 6 pagi untuk menghindari macet dan menghindari genap ganjil di pintu masuk tol . Si Anak masih terlelap tidur saat si Ayah berangkat kerja dan si Ayah biasanya sampai di rumah rata rata jam 9  malam saat si Anak sudah tidur.  Hal demikian dilakukan si Ayah dari Senin sampai Jumat dan si Ayah juga ngantor pada hari Sabtu walaupun hanya setengah hari tapi si Ayah tetap berangkat pagi pagi di hari Sabtu dan pulang jam 6 sore di hari Sabtu.

Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul  9 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu  sangat melelahkan baginya. Sesampainya di rumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 3 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah. Sepertinya ia sudah menunggu lama.

“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.

Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja,  dan masih tidur  ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.

“Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak.

“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta  uang lagi ya?”, jawab sang ayah.

“Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya.

“Oke, kamu boleh hitung sendiri.  Gaji Papa kalau dihitung per hari adalah Rp.  800 ribu . Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam  . Setiap bulan  rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.

Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.

Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.

“Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 800.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 80.000 per jam dong!”

“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!”

Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 20.000 nggak?”

“Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur”

“Tapi papa..”

“Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi.

Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.

Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp 60.000.

Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata  “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.20.000, lebih dari itu  juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”

“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”

“Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa.

“Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 7 malam. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 60.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 80.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.60.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 20.000 dari Papa” .

Sang Papa cuma terdiam.

Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis.

Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..

“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.

“Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa  bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya.

Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papanya.

Ini adalah potret kehidupan sehari hari kita di kota Jakarta . Cari duit mati matian untuk keluarga. Tapi saat si anak dari kecil tumbuh dan menjadi remaja , kita tidak punya waktu untuk menemaninya.  Golden moment kebersamaaan dengan anak terlewati dan saat anda pensiun dan sudah punya waktu, si anak sudah keburu remaja dan sudah tidak mau berpergian bersama orang tuanya lagi karena sudah memiliki teman teman seusia dalam pergaulannya.

Sudah berbahagiakah anda dengan rutinitas kerja anda selama ini ?

Di era pandemi covid-19 ini ,  bagaimana hidup anda dalam 3 tahun ke depan ?  Apa yang anda inginkan dalam 3 tahun ke depan ?  Anda masih yakin impian hidup anda akan tercapai dalam 3 tahun ke depan ?

Bagi anda yang tertarik dapat menghubungi :

Yan – Asuransi Allianz

Whatsapp : 0821 8732 8732

Email : bahagia@berbahagia.com

http://www.berbahagia.com